rumah KPR belum jadi |
Belum ada 2 tahun saya bekerja mencari uang, dan rasanya belum cukup uang ditabungan untuk bisa memiliki rumah impian dengan cara tunai. Tapi, setelah menikah dan akan segera punya momongan (kan sudah punya? ini cerita lampau, cuma prolog, boleh kan? oke, thanks), sudah tidak bisa ditunda lagi untuk segera punya rumah. Bisa sih ambil kontrakan dulu atau kost, tapi harga rumah semakin lama kan semakin mahal, belum lagi kebutuhan lainnya, kalau tidak dipaksa, bakalan lama punya rumah nih.
Ditengah kegalauan, orang tua kami (saya dan istri maksudnya), menawarkan uang untuk DP rumah. Sebenarnya berat buat saya, sudah menikah tapi masih saja memberatkan kedua orang tua. Tapi mertua punya alasan kalau uang itu memang sudah 'jatah' buat anaknya. Tapi masih saja saya berat, inginnya membangun semua dari nol tanpa bantuan mereka, tapi kalau menolak pun rasanya tak etis, yah, akhirnya dengan senang hati saya terima juga (lho, hahaha, aslinya memang ngarep kok). Orang tua saya pun ikut urun, lagi, saya masih harus merepotkan orang tua, padahal sehabis kuliah kemudian kerja, lalu kemudian menikah, saya merasa belum bisa memberikan banyak balasan buat mereka, semoga saja saya bisa membahagiakan mereka selalu.
Dan jadilah, uang untuk DP terkumpul, setelah berunding dengan berbagai macam pergulatan batin (lagi) soal dimana lokasi rumah yang akan kami beli, pilihan jatuh kepada Jombang, ya kami tidak kemana-mana, masih di Jombang. Biarpun konsekuensinya, saya harus pulang pergi kerja ke Berbek dengan naik bus tiap harinya. Uang ada, lokasi sudah ketemu, dan akhirnya prosesi jual beli dilanjutkan.
Saya sangat senang karena developer di Perumahan yang saya mau bekerjasama dengan Bank Syariah, karena katanya yang punya menghindari sekali yang namanya riba. Bank pertama yaitu Bank Muamalat, saat itu pengajuan kami tidak di acc secara penuh, yang artinya kami harus menambahkan sejuamlah uang untuk DP (lagi). Disitu kami keberatan dan beralih ke Bank BTN Syariah dan akhirnya di acc penuh.
Jenisnya
Di KPR Syariah sendiri ada 2 jenis pembiayaan, yaitu musyarokah dan murabahah. tapi di Bank BTN hanya ada Murabahah, tapi itu tidak masalah, justru Murabahah lebih baik karena flat. Untuk informasi, Musyarokah itu seperti gini, Bank beli rumah, dan kita menyewanya, jadi bisa saja harga sewa tiap bulan berubah, dan setelah tercapai waktunya, baru kemudian Rumah tersebut dipindahkan ke pemiliknya. Kalo Murabahah, yah standarlah, flat, karena yang beli rumahnya si Bank, dan dijual kekita dengan harga yang lebih besar, tergantung margin keuntungan buat mereka, dan kita disuruh nebus harga tersebut dengan cicilan setiap bulan.
Sekarang Rumah tersebut sudah jadi dan sudah saya tempati sampai saat ini, untuk pembayaran tiap bulan, cukup saya transfer ke Rekening BTN Syariah yang sudah didaftarkan ketika proses pembelian, tapi jangan sampai kelewat dari tanggal jatuh temponya.
Kelebihannya
Lebih enaknya lagi, ketika kita mau melunasi, kita hanya perlu membayar sisa dari harga Rumah secara keseluruhan (tanpa margin), dan inipun tanpa denda seperti yang diterapkan Bank Konvensional. Maksud dari rumah secara keseluruhan yaitu harga uang dari pihak developernya, keuntungan (margin) buat si Bank yang belum terbayar dihapuskan.
Itu pengalaman saya waktu Beli Rumah Secara KPR dengan KPR SYARIAH, semoga bermanfaat kawan.
nice post, bisa untuk solusi saya kalo nikah nanti, nanti tapi gak tau kapan *miris*
ReplyDeletesoon is better ;)
Deletethansk infornya,..
ReplyDeletebesok dahh gue rencana in dulu..
kelamaan kalo besok, sekarang aja loh
DeleteBoleh juga, makasih infonya mas :)
ReplyDeletesama2 bang
DeleteWaah selamat ya mas udah bisa mengatasi pergulatan batinnya, selamat menempati rumah barunya ya.. btw asik banget itu penawaran KPR syariahnya 😊
ReplyDeleteterimakasih bu, penawaran yg mana maksudnya? jenis musyarokah itu ya?
Deleteini pake BTN bukan mas? saya juga lagi nyari KPR nih tapi DP nya belum terkumpul
ReplyDeleteBTN Syariah tepatnya
Deletememang perlu dipaksain untuk membeli rumah, soalnya kalau ngga di paksa, ngga bisa kebeli rumahnya... apalagi setiap tahun harga rumah semakin menggila... sistem Murabahah lebih bagus. karena tidak mengikuti suku bunga... flat terus sampai akhir... saya pengen cari yan subsidi aja kalo ada... supaya lebih murah... DP nya berapa mas.. dan cicilannya berapa. buat refrensi saya nanti...
ReplyDeletebetul, murabahah lebih enak karena flat. kalo soal subsidi, mungkin bisa ikutan program sejuta rumahnya pemerintah, tapi buat yg bener2 masuk kualifikasi ya, jgn suka ambil hak org lain yg bener2 ga mampu.
DeleteFYI: buat nominalnya, tanya via email aja ya, kagak enak