Ketika Ada Roller Coaster Di Dekat Panggung Musisi Jalanan

ambil dari http://www.shutterstock.com/ dengan id 235191982

Sambil kerja biasanya saya mendengarkan radio lewat situs tunein.com, kalau tidak salah waktu itu saya mendengakan siarannya Prambors. Ketika ada jeda iklan saya mendengar berita tentang pemberdayaan pengamen yang dilakukan Pemkot Surabaya. Iklannya begini, pengamen yang berasal dari luar daerah Surabaya, ber-KTP bukan Surabaya, dilarang untuk ngamen di daerah Surabaya dan untuk pengamen ber-KTP Surabaya, akan diberikan fasilitas manggung oleh Pemkot Surabaya untuk menyalurkan bakatnya.

Kabar tersebut mungkin akan sangat menggembirakan bagi pengamen Surabaya, setidaknya mereka punya kesempatan lebih besar dan lebih luas untuk menyalurkan bakat bermusik yang sering dijadikan sebagai mata pencaharian. Kita bisa lihat finalis dari sebuah acara pencarian bakat di salah satu televisi nasional, KLANTINK, mereka juga pengamen kan dulunya.

Mungkin akan muncul pro-kontra antar pengamen, mereka yang merasa beruntung dengan mereka yang merasa keadilan tidak berpihak kepadanya. Tapi menurut saya, itu adalah kebijakan bagus. Membina pengamen dan memberikan tempat bagi pengamen mungkin bisa ditiru oleh Pemda lain. Yah, berdoa bisa membawa banyak keuntungan, jadi obyek wisata mungkin.

Baca Juga : Pakai Jilbab Bersertifikasi atau Rebonding

Toh kalau dibuatkan tempat manggung, nanti akan banyak penjual makanan dan minuman yang berkumpul karena pasti di tempat itu akan datang banyak masyarakat yang sudah bosan di rumah dan mau nonton konser musisi jalanan secara live, meski bukan band papan atas. Kalau sudah begitu, tukang parkir dadakan biasanya bakal tumbuh menjamur secara tiba-tiba. Belum lagi yang lainnya, odong-odong buat anak kecil, roller coaster buat orang dewasa, sekalian wahana di Jatim Park dipindahkan, eh.

Acara seperti itu juga akan meningkatkan harkat dan martabat pengamen secara tidak langsung, dan juga akan meningkatkan kualitas mereka. Para musisi jalanan akan terdaftar dengan rapi, kualitas musik mereka sudah tidak bisa asal-asalan, mengamen dengan suara cempreng dibuat-buat dan musik acakadul akan dengan sendirinya tereliminasi. Kalau sudah begitu, musisi jalanan yang mungkin dihindari, bakal dicari untuk menghibur. Ada kondangan, nyari musisi jalanan si A, atau si B, keren kan, bisa jadi saingan organ tunggal.

Ada hitam ada putih, kalau ada yang suka, pasti ada duka juga. Seperti yang saya sebut tadi, tereliminasi. Pun meski ada pembinaan, namanya persaingan pasti akan menimbulkan konflik tersendiri. Karena 'katanya' cuma Pegadaian yang menyelesaikan masalah tanpa masalah. Lah Roller Coaster-nya? di Jatim Park ada.