sumber gambar : hasil jepretan sendiri |
20 Februari 2015,
Istri sudah kasih kabar pada pukul 10.00 pagi kalo tanda-tanda akan melahirkan mulai muncul. Namun istri melarang untuk pulang kerja, karena kata dia sakitnya masih belum terlalu terasa. Saya sendiri kerja kan di Surabaya, jadi agak was-was, takut kalo pulang sore bakalan nggak bisa nemenin istri melahirkan. Tapi saya menurut saja, jadi saya putuskan pulang sore.
Pukul 15.00 WIB, istri kasih kabar lagi, BPJS ditolak di RS Mus***** Jombang, karena kata mereka, kondisi istri belum bisa dikategorikan UGD. FYI, RS kan masuk dalam FasKes tingkat 2, jadi harus ada rujukan kecuali UGD. Saya udah mulai was-was, pukul 16.15 WIB, saya langsung tancap gas pulang ke Jombang dengan naik motor.
Sesampainya di Jombang, rumah orang tua saya agak rame, karena ada mertua juga. Istri sudah tampak kesakitan, jadi saya memutuskan untuk mencoba menanyakan ke RSI Jombang, ternyata sama dengan RS MUS******. Tapi setelah saya meyakinkan pihak Rumah Sakit kalo istri sudah sangat kesakitan, kamipun akhirnya diterima, dan proses untuk melahirkan si buah hati dimulai.
Sudah hampir Isya ketika istri dibawa ke ruang persalinan RSI Jombang, dan sejak saat itu, mulailah siklus 'kesakitan' istri. Awalnya istri masih dapat menahan rasa sakit yang datang tiap 15 menit sekali itu, namun semakin malam ketika rasa sakitnya datang tiap 2-3 menit , istri mulai menjerit-jerit. Terkadang istri berteriak minta di operasi saja, tapi saya berusaha menguatkan istri untuk lahiran normal, karena sejak awal istri juga bertekad untuk bisa lahiran secara normal.
Setelah semalaman istri dan saya tidak tidur, pukul 07.00 pagi keesokan harinya, bidan mengatakan kalo istri sudah bukaan 7. Istri merasa lega, dan berupaya untuk menahan rasa sakitnya lebih kuat lagi. Sampailah pada proses yang ditunggu-tunggu, selama setengah jam istri berjuang hidup mati demi melahirkan si buah hati pun berakhir manis, anak kami lahir dengan isakan tangis yang pelan lalu kemudian menjerit-jerit. Tidak terungkapkan rasanya betapa harunya momen tersebut, saya hanya bisa berkaca-kaca melihat bayi mungil itu, anakku. Sementara istriku tampak sangat bahagia, jelas terlihat dari wajahnya.
Karena proses normal, istri sudah bisa pulang pada sore harinya. Disini juga saya mau mengucapkan terimakasih kepada bidan dan perawat RSI Jombang yang dengan sabar dan ramah membantu proses kelahiran buah hati kami, terimakasih yang sangat dalam dari kami.
Dan semuanya, sambutlah anak kami, Ibrahim.
semoga jadi anak yang sholeh ya mas, kaya bapake ..amiin
ReplyDeletebapake belum sholeh, hehe, semoga bisa meneladani Rasul aja kang, aamiin
DeleteSemoga bisa menjadi YII Programmer yang handal
ReplyDeletealumnus dwege bang?
Deleteanakmu bukanlah "anakmu"... :)
ReplyDeletesalam kenal.
saya rasa kita sudah pernah kenal bang :)
DeleteMasyaAllah semoga menjadi anak sholeh yang bisa taat dan selalu membanggakan ortu amien.
ReplyDeleteaamiin om, thanks
Delete